Pages

Kamis, 21 Mei 2015

Cara Memanen Padi dengan Sabit

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa susut hasil panen padi di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yaitu sebesar 20,42 %. Angka kehilangan itu terjadi pada saat panen (9,5 %), perontokan (4,8 %), pengeringan (2,1 %), penggilingan (2,2 %), penyimpanan (1,6 %), dan pengangkutan (0,2 %). Artinya, proses panen merupakan tahapan yang paling tinggi angka kehilangan sehingga perlu dilakukan upaya mengurangi angka kehilangan tersebut. Selain mempergunakan mesin panen modern sebagian besar petani masih mempergunakan sabit sebagai alat panen. Bagaimana memilih dan mempergunakan sabit panen yang baik dan benar?
Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2 jenis yaitu, sabit biasa dan sabit bergerigi. Namun saat ini yang banyak dipergunakan para petani adalah sabit bergerigi. Sabit bergerigi pada umumnya digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjurkan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3%. Spesifikasi sabit bergerigi yaitu, gagang terbuat dari kayu bulat diameter sekitar 2 cm dan panjang 15 cm. Mata pisau terbuat dari baja keras yang sisinya bergerigi antara 12-16 gerigi sepanjang 2,5 cm.
Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan potong tengah, potong atas, dan potong bawah tergantung cara perontokan. Pemotongan dengan cara potong bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan menggunakan power thresher. Panduan umum cara panen padi dengan sabit bergerigi adalah, pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri sekitar 1/3 bagian tinggi tanaman. Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman (tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan kanan hingga jerami terputus. (Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian)

0 komentar:

Posting Komentar