Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Tahun 2050 Asia kekurangan air

Menurut PBB permintaan air global diperkirakan akan meningkat sebesar 400 persen pada tahun 2050. Sementara Water Centre Twente dari Belanda memprediksi bahwa 4 miliar orang akan hidup dengan kondisi yang mereka sebut sebagai kelangkaan air yang parah, minimal satu bulan dari setiap tahun. Sebuah survei terbaru oleh para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan bahwa kombinasi dari perubahan iklim dan pertumbuhan populasi akan menambah satu miliar orang di Asia yang kekurangan air pada 35 tahun ke depan. Kondisi ini juga akan berdampak pada aktivitas pertanian.
3
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One itu menekankan bahwa masalah ini bukan sekedar cerita menakutkan tentang dampak perubahan iklim dan keterbatasan pasokan air,  tetapi lebih terkait dengan masalah pertumbuhan, baik dunia industri maupun populasi manusia. “Ini bukan hanya masalah perubahan iklim. Kita tidak bisa mengabaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan penduduk akan berpengaruh kuat terhadap permintaan sumber daya yang ada, dan efeknya akan dialami oleh seluruh dunia,” kata Adam Schlosser, penulis studi dan seorang ilmuwan riset senior di MIT. Untuk Asia dia mengingatkan risiko lebih tinggi di kawasan Asia timur dan selatan. Kecenderungan itu sudah tampak di Cina, pertumbuhan industri menjadi penyebab terbesar kelangkaan pasokan air. Di India, pertumbuhan penduduk yang cepat juga menyebabkan kekurangan air. Untuk mengantisipasinya dibutuhkan langkah kongkrit dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Salah satunya dengan mitigasi iklim yang lebih akurat dan efisiensi penggunaan air skala besar. (vivanews)

1 komentar:

Pemupukan Kacang Tanah mengatakan...

setuju! menjaga kebersihan air yang sudah ada di lingkungan 'pun jadi salah satu pilihan. stop buang sampah sembarang ke sungai / laut

Posting Komentar