Pages

Rabu, 29 Juni 2016

Melihat Kondisi Petani Indonesia

Iswadi Suhari
Bekerja di BPS.
Mendapat gelar Master of Natural Resource Economics
dari the University of Queensland, Australia.

“Terbebas dari kemiskinan”. Rasanya penggalan kalimat tersebut sangat layak untuk mendapat perhatian khusus terutama untuk negara Indonesia. Seberapa bebaskah negara tercinta ini dari kata yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun di dunia ini. Berbicara kemiskinan di Indonesia hampir sama dengan bicara kemiskinan petani karena dari 28,60 juta penduduk miskin pada bulan September 2012, sebanyak 63,25 persen merupakan penduduk pedesaan yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada pekerjaan sebagai petani atau buruh tani.

Hal yang lebih menyedihkan adalah peningkatan Garis Kemiskinan yang menentukan jumlah penduduk miskin di negeri ini sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan Makanan yang berkontribusi sebesar 77 persen untuk daerah pedesaan. Hal ini mengindikasikan penduduk miskin pedesaan di Indonesia utamanya miskin akibat ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini tentu saja sangat ironis mengingat pangan yang dijual dipasar adalah hasil keringat mereka. Pelaku produksi pangan sendiri tidak mampu membeli pangan.
Pemerintah bisa saja sedikit berbesar hati dengan penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 398 ribu orang atau turun 0,42 persen. Akan tetapi jika dilihat indeks kedalaman kemiskinan yang naik dari 1,88 persen di bulan Maret 2012 menjadi 1,90 persen di bulan September 2012 serta angka keparahan kemiskinan yang juga naik dari 0,47 persen menjadi 0,48 persen, seyogyanya pemerintah menyadari bahwa penderitaan yang dialami penduduk miskin sebenarnya semakin menjadi.
Indikator lain yang sering dijadikan gambaran tingkat kesejahteraan petani yang mungkin secara kasar dapat dijadikan salah satu acuan tingkat kebahagiaan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Walaupun NTP hanya menyiratkan tingkat daya beli petani pada barang-barang kebutuhannya dibandingkan dengan nilai produksi hasil usahanya, setidaknya angka ini dapat menunjukan kemampuan petani dalam membeli kebutuhan hidupnya.
Data BPS menunjukan pada periode Januari-Februari 2013 terjadi penurunan NTP sebesar 0,45 persen. Walaupun indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan, tetapi peningkatan index harga yang dibayar petani jauh lebih besar. Artinya peningkatan harga sarana produksi pertanian dan harga kebutuhan hidup petani lebih besar dibandingkan peningkatan harga hasil pertanian. Turunnya nilai NTP ini juga dipengaruhi inflasi perdesaan sebesar 0,66 persen yang lagi-lagi diakibatkan oleh meningkatnya harga bahan makanan.
Tata niaga bahan makanan yang belum sepenuhnya berjalan dengan baik mengakibatkan peningkatan harga pangan di Indonesia tidak memberikan keuntungan pada petani. Jika terjadi peningkatan harga pangan, petani justru menjadi korban dan justru mengurangi daya beli akan bahan pangan. Peningkatan harga pangan terjadi bukan akibat pasar yang berjalan dengan baik dan efisien tetapi justru terjadi akibat ulah curang sebagian pelaku pasar yang mencari keuntungan di tengah kesengsaraan masyarakat.
Kedaulatan Pangan
Dalam kondisi ketahanan pangan yang pemerintah, pengusaha, para peneliti, dan pelaku pasar pangan harus kembali merenung dan menengok kondisi yang sedang tidak dialami petani. Semua warga negara yang memiliki kemampuan dan akses terhadap arah kebijakan pembangunan selayaknya kembali menjadikan kedaulatan pangan negeri ini sebagai prioritas utama. Sudah menjadi takdir, kebahagiaan di negeri ini berawal dari kebahagiaan yang terjadi di desa. Kebahagiaan yang akan mendorong petani untuk berjuang bersama menegakan kedaulatan pangan negeri.
Setidaknya mungkin itulah mengapa Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, dalam sambutannya pada Hari Kebahagiaan Sedunia Maret silam mengingatkan kembali kesepakatan pada Konfrensi Pembangunan Berkesinambungan Rio+20 tahun lalu tentang perlunya pendekatan pembangunan berkesinambungan yang seimbang dengan mengintegrasikan tiga pilar yaitu pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan alam. Kebijakan yang lebih baik selayaknya tidak hanya didasarkan pada peningkatan PDB semata tetapi harus dibarengi dengan ukuran-ukuran perkembangan lain yang lebih luas termasuk mudahnya akses terhadap pangan dan kemampuan memperoleh makanan.
Seperti saran Ban Ki-moon, pemerintah sudah sepatutnya membuat rancangan kebijakan berdasarkan indikator terkait makhluk hidup yang komprehensif, tidak hanya mengejar “pendapatan” dalam bentuk finasial tapi juga “penyediaan” kebutuhan tidak boleh terlupakan. Semoga masa depan petani yang lebih baik dapat tercapai dengan meningkatkan kepedulian pada sesama termasuk kepedulian pada petani yang akan menciptakan masa depan seperti yang kita inginkan.

Tahun 2050 Asia kekurangan air

Menurut PBB permintaan air global diperkirakan akan meningkat sebesar 400 persen pada tahun 2050. Sementara Water Centre Twente dari Belanda memprediksi bahwa 4 miliar orang akan hidup dengan kondisi yang mereka sebut sebagai kelangkaan air yang parah, minimal satu bulan dari setiap tahun. Sebuah survei terbaru oleh para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan bahwa kombinasi dari perubahan iklim dan pertumbuhan populasi akan menambah satu miliar orang di Asia yang kekurangan air pada 35 tahun ke depan. Kondisi ini juga akan berdampak pada aktivitas pertanian.
3
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One itu menekankan bahwa masalah ini bukan sekedar cerita menakutkan tentang dampak perubahan iklim dan keterbatasan pasokan air,  tetapi lebih terkait dengan masalah pertumbuhan, baik dunia industri maupun populasi manusia. “Ini bukan hanya masalah perubahan iklim. Kita tidak bisa mengabaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan penduduk akan berpengaruh kuat terhadap permintaan sumber daya yang ada, dan efeknya akan dialami oleh seluruh dunia,” kata Adam Schlosser, penulis studi dan seorang ilmuwan riset senior di MIT. Untuk Asia dia mengingatkan risiko lebih tinggi di kawasan Asia timur dan selatan. Kecenderungan itu sudah tampak di Cina, pertumbuhan industri menjadi penyebab terbesar kelangkaan pasokan air. Di India, pertumbuhan penduduk yang cepat juga menyebabkan kekurangan air. Untuk mengantisipasinya dibutuhkan langkah kongkrit dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Salah satunya dengan mitigasi iklim yang lebih akurat dan efisiensi penggunaan air skala besar. (vivanews)

Jumat, 03 Juni 2016

Tempe Biji Kacang Panjang

Ingin menikmati sensasi rasa tempe yang berbeda? Sekarang kita memiliki banyak pilihan tempe selain tempe kedelai, salah satunya adalah tempe kacang panjang. Selain lezat, tempe kacang panjang juga memiliki kandungan gizi tidak kalah dibandingkan tempe kedelai. Pembuatan tempe kacang panjang juga bisa menjadi solusi ketika produksi kacang panjang melimpah di saat panen raya, sekaligus memberi nilai tambah pada kacang panjang. Cara membuatnya tidak berbeda jauh dengan membuat tempe kedelai. Proses pembuatan tempe meliputi pemilihan kacang panjang, penimbangan, perendaman, pengupasan kulit ari, pencician, pengukusan, penirisan, inokulasi, pengemasan,  fermentasi.
kacang panjang

Langkah pertama, pilih biji kacang panjang  yang bebas dari sisa kotoran, seperti kulit polong, potongan batang atau ranting, batu, kerikil, tanah atau biji-bijian lain. Biji kacang panjang sebaiknya tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit. Biji kacang panjang tidak memar dan kulit biji tidak keriput. Setelah itu dicuci,  direndam  selama  6-12  jam  agar biji kacang panjang mekar. Kemudian dicuci kembali serta  diakhiri  dengan  penirisan,  sehingga  dihasilkan kacang panjang basah siap pakai.
Langkah berikutnya adalah perebusan untuk melunakkan, dilanjutkan dengan perendaman menggunakan air rebusnya  selama 24  jam, yang  bertujuan  untuk menurunkan  derajat  keasaman  sehingga dapat ditumbuhi jamur (pH 4-5). Kacang panjang  yang  telah  direndam,  ditiriskan  dan selanjutnya dikupas, dan dicuci beberapa kali hingga kacang panjang tidak berbau asam lagi, dan kulit ari yang tertinggal sesedikit mungkin. Setelah itu kacang panjang ditaburi jamur Rhizopus sp. untuk proses peragian, kemudian dikemas, bisa menggunakan plastik ataupun daun pisang. Jangan lupa memberi lubang-lubang kecil bila menggunakan plastik agar jamur bisa tumbuh sempurna. Letakkan tempe yang sudah dikemas pada suhu kamar dan dalam waktu satu hari. Tempe lezat siap dinikmati. Silakan mencoba. (dari beberapa sumber/Ari P.)

Sabtu, 28 Mei 2016

Berkebun strawberry di dataran rendah di kota Cepu Jawa Tengah

Strawberry merupakan tanaman yang mempunyai ketahanan & adaptasi yang cukup luas. secara umum syarat tumbuh yang baik untuk strawberry adalah seperti kondisi iklim berikut ini:
  • suhu udara optimum 17 – 20 C dan suhu udara minimum antara 4 – 5 derajat Celcius.
  • Kelembaban udara (RH) 80 – 90%.
  • Penyinaran matahari 8 – 10 jam/hari.
  • Curah hujan berkisar antara 600 – 700 mm/tahun.
syarat diatas sebenarnya tidaklah mutlak, saya sudah mencoba sendiri untuk membudidayakan strawberry di tempat saya tinggal yang sebenarnya kondisi lingkungannya kurang cocok untuk berbudidaya strawberry.
pada awalnya saya hanya coba-coba dengan membeli bibit strawberry 1 pot pada sebelum ramadhan tahun 2007 saat ketika saya wisata dan jalan-jalan di pasar tanaman hias Bandungan kabupaten semarang.
daerah Bandungan terletak di lereng gunung ungaran yang berhawa sejuk dan saya perkirakan ketinggiannya sekitar 800 m dari permukaan air laut. mulanya saya sempat ragu apa mungkin tanaman strawberry ini bisa bertahan hidup di daerah tempat saya tinggal? bahkan teman saya sempat mengatakan bahwa tanaman yang saya beli dalam waktu sebentar akan mati.
Kota tempat saya tinggal yaitu kota Cepu mempunyai ketinggian kira-kira 30 meter dari permukaan air laut (ini saya ketahui berdasar dari papan penunjuk ketinggian di stasiun cepu yaitu +28 m) dan rumah saya terletak tak jauh dari stasiun tersebut. suhu udara berkisar dari 25 derajat sampai 33 derajat celcius. curah hujan kurang dari 500 mm/tahun. banyak orang pernah mengatakan pada saya bahwa kota cepu berhawa panas, mungkin sama panasnya dengan kota-kota besar lainnya di pulau jawa.

Tanaman strawberry ini saya pelihara di samping rumah yang lahannya cukup sempit dan menerima sinar matahari langsung sekitar 6 – 8 jam sehari, ternyata memang tanaman ini tidak cukup kuat menahan hawa panas. banyak daunnya yang mengering, kemudian saya mencoba untuk menyemprot daunnya dengan sprayer yang terisi air dingin pada pagi menjelang siang dan siang menjelang sore. cara ini cukup membantu mengurangi jumlah daun yang mengering dan saya juga menyirami tanaman ini pagi dan sore.
Tanaman strawberry saya mulai bertambah dengan munculnya sulur-sulur stolon tanaman, dari ujung sulur-sulur ini akan tumbuh tanaman strawberry baru dan akarnya. ujung inilah yang dapat ditampung dalam pot baru, setelah tanaman baru mempunyai 4-5 daun maka sulur yang terhubung dengan indukannya dapat dipotong.
Media tanam-nya saya buat dari campuran dari tanah kebun dan sedikit pupuk kandang. pot yang saya gunakan berukuran kecil ‘ukuran 17 sampai 20′. satu pot berisi antara 1 sampai 3 tanaman. tanaman tanaman baru ini saya dapat dari stolon tanaman induk yang menjulur.
setelah setahun saya menunggu akhirnya kebun strawberry saya mulai berbuah, dari sekitar 30 pot, 3 pot diantaranya pasti ada yang berbunga kemudian berubah menjadi buah. hampir sekitar 4 hari sekali saya bisa memetik buah yang sudah matang (ditandai dengan warna buah merah tua) dari 1 pot bisa 1-2 buah strawberry yang matang. saya bisa menikmati buah strawberry dari kebun saya yang sempit itu selama 3 bulan penuh yaitu dari bulan september – november 2008. pada bulan desember 2008 kebun saya sama sekali tak menghasilkan buah. saya perkirakan pada bulan bulan itulah memang musimnya strawberry untuk berbuah.
berikut saya sertakan foto salah satu pot saya yang sudah berbuah:

image8

Saya sebenarnya kurang tahu pasti dari jenis dan spesies apa tanaman strawberry yang saya pelihara tersebut. ciri-ciri tanaman strawberry yang saya punya yaitu dari segi ukuran buah sedang, mempunyai rasa yang tidak terlalu tajam, tidak terlalu manis.

oleh: Kamarudin (aldebaran_centauri82@yahoo.co.id)

Rabu, 20 April 2016

Tanaman Kentang Berbuah Terong

Setelah sukses dengan Tomtato, tanaman tomat yang menyatu dengan kentang, sebuah perusahaan benih dan tanaman di Inggris berhasil menciptakan cangkokan terbaru mereka yang dinamakan Egg & Chips. Tanaman unik ini merupakan gabungan antara tanaman kentang dengan tomat. Namanya sengaja dibikin unik karena hidangan favorit masyarakat Inggris telur dan kentang goreng. Meskipun dalam hal ini telur adalah terong, atau juga dikenal sebagai aubergine. Alasan di balik kreasi dari Thompson & Morgan adalah menciptakan satu tanaman yang dapat menumbukan dua jenis sayuran dalam satu ruang..

hjk

Kris Collins, petugas komunikasi Thompson & Morgan menjelaskan, ini bukanlah sebuah modifikasi genetika . Kedua tanaman ini memiliki gen yang terpisah, namun mereka berasal dari keluarga yang sama, Solanceae, sehingga mereka dapat disatukan. “Ujung bawah tanaman merupakan kentang, yang mengandung akar umbi dan bagian atas tanaman ini adalah terong yang akan berbuah, dan disambung bersama-sama selama sekitar satu hingga dua minggu dalam penggabungan alami,” kata Collins.  Satu batang tanaman ini dapat menghasilkan tiga dan empat buah terong dan sekitar empat setengah pon kentang. (nationalgeographic.co.id)

Kamis, 10 Maret 2016

A-Go-Gro, Pertanian Vertikal di Singapura

Kota Singapura, negara pulau  dengan luas 710 km persegi dan jumlah penduduk 5 juta adalah salah satu kota yang paling padat penduduknya di dunia. Dengan sebagian besar tanah di pulau itu dimanfaatkan untuk pembangunan perkotaan, sisanya hanya 250 hektar untuk lahan pertanian, yang tentunya tidak cukup untuk memberi makan penduduknya. Akibatnya, lebih dari 90 persen konsumsi makanan Singapura dipenuhi pangan impor dari lebih dari 30 negara. Ketergantungan pada dunia luar membuat negara ini sangat rentan terhadap turbulensi pasokan makanan dan harga.
sg
Satu-satunya jalan keluar dari masalah ini adalah dengan memaksimalkan penggunaan lahan untuk produksi pangan dengan cara mengembangkan model pertanian vertikal. Salah satunya telah diwujudkan oleh pengusaha Jack Ng, dengan bantuan Agri-Food and Veterinary Authority (AVA), yang membangun pertanian vertikal terintegrasi dengan peternakan komersial. Model ini mampu menghasilkan satu ton sayuran setiap hari, atau lima sampai sepuluh kali lebih produktif daripada pertanian biasa.
Jack Ng, Direktur Utama DJ Teknik, telah mendirikan sebuah perusahaan bernama Sky Hijau, untuk menghasilkan sayuran secara komersial dan menjual teknologi ini beberapa negara lain.  “Harga pangan akan terus naik karena berbagai faktor, terutama akibat gangguan pasokan di luar negeri. Jadi saya punya ide membuat pertanian vertikal untuk memproduksi bahan pangan yang lebih banyak di sini. Butuh waktu dua tahun untuk mengembangkan ide ini,” ungkap Jack Ng. Teknologi ini dia beri nama “A-Go-Gro”.
Ini adalah sistem rendah karbon yang  bergerak secara hidrolis.  Air yang digunakan digerakkan vertikal  sebagai media tumbuh sayuran tropis.  Teknologi ini mampu  memberikan hasil panen yang tinggi dengan menggunakan air, energi serta sumber daya alam yang lebih sedikit.  Sistem “A-Go-Gro”  mengembangkan tanaman  sayuran di beberapa menara setinggi enam meter. Masing-masing menara terdiri dari 22 hingga 26 tingkatan rak tanam yang diputar di sekitar bingkai aluminium.  Untuk memastikan distribusi sinar matahari, aliran udara dan irigasi berjalan baik dan merata maka rak tanaman akan berputar secara periodik yang digerakkan generator listrik. Yang menarik, air yang digunakan akan  didaur ulang dan disaring sebelum kembali ke tanaman. Semua sampah organik di pertanian ini menjadi kompos dan dapat digunakan kembali.
Varietas besar sayuran tropis yang telah dikembangkan diantaranya; petsai, bayam, selada, xia bai cai, bayam, kang kong, cai xin, gai lan, nai bai, dan lainnya. Saat ini telah dibangun sebanyak 120 menara di kawasan Kranji, 14 kilometer dari pusat bisnis Singapura. Direncanakan akan dibangun sekitar 300 menara dengan target produksi dua ton sayuran per hari. Jack Ng juga berniat untuk menjual teknologi ini ke negara-negara lain dengan harga $ 10.000 untuk setiap menara. (Courtesy MND Singapura)

Sistem Irigasi Moderen

Berbeda dengan petani di Indonesia yang masih menggunakan sistem pengairan tradisional, petani di beberapa negara maju sudah menggunakan teknologi moderen untuk mengairi lahannya. Berbagai teknik yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik tanaman dan luas lahan tanam. Efisiensi, manajemen risiko dan skala ekonomi menjadi pertimbangan utama. Berikut ini gambaran beberapa model pengairan moderen tersebut:
  1. Poweroll
Sistem irigasi berbasis  pipa sprinkler yang bisa bergerak mekanis selama proses penyiraman. Roda besar yang menopang pipa irigasi bisa dipindahkan mengikuti alur tanam. Sistem ini menghemat waktu, tenaga, dan uang.
 Poweroll

  1. Pivot
Sistem irigasi ini adalah salah satu sistem irigasi paling otomatis dari semua sistem irigasi mekanis. Sistem ini bisa dipergunakan pada berbagai jenis tanaman, di antaranya; jagung, kapas, kentang, gula bit, biji-bijian sereal, kacang-kacangan serta padang rumput. Sistem ini sangat efisien dalam proses penyiraman.
 Pivot


  1. Drip & micro
Sistem irigasi dengan volume rendah namun mampu mendistribusikan air secara merata pada lahan yang cukup luas dengan cara cukup efisien.
 Handmove
  1. Handmove
Sistem irigasi ini menggunakan sprinkler dan cocok untuk lahan tanam yang luas dengan tanaman yang sudah tertata. Sistem ini memungkinkan petani mengatur intensitas pengairan dan kelembaban tanaman dengan biaya murah. Sistem ini jauh lebih baik dibandingkan irigasi tradisional dengan cara menggenangi.
Drip and micro
  1. Big G
Seperti namanya, sistem irigasi ini menggunakan ‘senapan’ untuk  menembakkan air. Sistem ini didisain portabel bisa dipindah secara manual. Sistem ini cocok untuk tanaman yang cukup tinggi, seperti; tebu, jagung, dan buah-buahan.
Big gun

Selasa, 08 Maret 2016

LOWONGAN KERJA Mekanik Gombong


Kami jasa transportir membutuhkan segera 2 (DUA) orang tenaga kerja untuk di tempatkan di bagian :
1.     MEKANIK MOBIL
2.     HELPER MEKANIK
Persyaratan :
·        Pendidikan Minimal STM/SMK Otomotif
·        Pengalaman dibidangnya 3 tahun
·        Jujur,ulet, dan pekerja keras
·        Fasilitas  BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
·        Siap bekerja dalam tim
·        Lebih diutamakan yang menguasai mesin diesel

Bagi yang berminat segera kirimkan lamaran ke CV HASTA KARYA Gombong dan disertai nomor telepon yg bisa dihubungi.

Kirimkan Lamaran lengkap via POS ke alamat :
CV HASTA KARYA
Jl. Yos Sudarso no 460 (depan bengkel Kene Bae)
Gombong - Kebumen

Lamaran ditunggu sampai dengan tanggal

31 Maret 2016

Rabu, 20 Januari 2016

Es Krim Bayam

Apakah anda sudah pernah mencoba es krim bayam? Es krim dengan bahan utama bayam ini pasti sangat sehat. Selain karena kandungan vitamin yang  cukup tinggi, bayam juga kaya akan zat besi. Pembuatannya mudah dan cita rasanya lezat. Anda mau membuat? Bahan untuk pembuatan es krim bayam adalah 150 gram daun bayam, yang telah direbus, kemudian dicincang kasar, 25 gram tepung maizena, 150 cc susu kental manis, 150 cc air matang, 100 gram gula pasir, 10 gram vanili dan 1/2 sendok teh garam
es krim
Cara membuatnya juga cukup mudah. Pertama, maizena, susu, air, gula, vanili, dan garam diaduk jadi satu. Masak hingga mendidih. Masukkan bayam, aduk-aduk, jaga jangan samapi susu pecah. Angkat dan dinginkan. Setelah itu, masukkan dalam freezer selama 10 menit, lalu kocok dengan mixer hingga lembut. Masukkan kembali ke dalam freezer, kocok lagi, lakukan hal ini sekurangnya 3 kali atau sampai es krim lembut. Kemudian sajikan dalam gelas atau cone. (membuateskrim.com)

Qanat Iran, Irigasi Warisan Pertanian Dunia

Qanat adalah sistem saluran yang terdiri dari deretan sumur yang saling bersambung melalui kanal saluran bawah tanah. Qanat atau terowongan terbentuk dari sebuah lubang atau sumur terbuka, di mana sebuah saluran terowongan mendatar di bawah tanah akan menghubungkan sumur-sumur itu dalam jarak tertentu. Dalam terowongan-terowongan bawah tanah tersebut juga dibuat ventilasi dan jalan penghubung untuk perbaikan dan pengerukan.
iran
Ujung Qanat biasa disebut dengan “Madhar Qanat”, yaitu tempat keluarnya air dari jantung Qanat yang bisa digunakan untuk irigasi dan penggunaan lainnya. Di bagian akhir Qanat disebut dengan “Pishkar Qanat,” di mana bagian terakhirnya adalah “induk” sumur Qanat. Panjang sebuah Qanat mempengaruhi keefektifan dalam laju penyaluran air, namun hal itu tidak sama tergantung pada kondisi alamnya. Kondisi itu juga tergantung pada kemiringan tanah dan kedalaman induk sumur. Selain itu, jika tingkat air bawah tanah lebih rendah maka kedalaman induk sumur akan lebih besar. Faktor terpenting yang menentukan panjang Qanat adalah kemiringan tanah. Jika kemiringan tanah lebih kecil maka panjang Qanat akan lebih besar dan sebaliknya.
Melalui penemuan unik ini, kapasitas air bawah tanah dapat dikumpulkan dalam jumlah besar dan disalurkan ke permukaan tanah. Air Qanat seperti mata air alami, di mana sepanjang tahun dan tanpa alat apapun mengalir dari dalam tanah ke permukaan tanah yang sangat berguna bagi pertanian. Para peneliti meyakini bahwa  pemanfaatan Qanat bermula dari Iran pada periode Achaemenid, kemudian orang-orang Iran menularkan teknologi tersebut kepada Oman, Yaman dan Tanduk Afrika. Setelah itu, umat Islam menerapkan teknologi di Spanyol.
Qanat dan Kariz terpenting dan tertua di dunia dapat ditemukan di Iran, Afghanistan dan Tajikistan. Saat ini, Qanat telah dimanfaatkan di 34 negara dunia, namun jumlah Qanat yang aktif di Iran beberapa kali lebih banyak dibandingkan dengan keseluruhan dari jumlah Qanat di berbagai negara dunia. Jumlah Qanat di Iran yang aktif mencapai 4.000 buah. Qanat-qanat terpenting di Iran terdapat di Provinsi Khorasan, Yazd, Kerman, Markazi dan Fars. Qanat terbesar di dunia yang memiliki induk sumur terdalam terletak di kota Gonabad, Khorasan Razavi, barat laut Iran.
Qanat di Republik Islam Iran telah dimasukkan sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Global (GIAHS) oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Stefano Giorgi, anggota Komite Ilmiah dan Pelaksana Warisan Pertanian Global mengatakan, “Qanat di Iran yang berumur beberapa ribu tahun adalah sumber air pertanian terpenting di berbagai wilayah padang pasir, dan sistem tersebut di sejumlah kota Iran seperti Kashan, sungguh menakjubkan.” (indonesian.irib.ir)

Petani Jepang Pakai ‘Cloud Computing’

Para petani di Jepang sudah mulai memanfaatkan teknologi canggih untuk mengembangkan hasil panen mereka. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah sensor diletakkan untuk menjaga tanaman mereka. Fungsi sensor tersebut bermacam-macam. Ada yang dibuat untuk mendeteksi tingkat kelembaban, prediksi hujan, dan lainnya. Semua itu disatukan dalam satu sistem yang bisa dipantau melalui smartphone dan tablet PC.
jelajah arsip
Data yang dihasilkan oleh sensor tersebut kemudian diolah oleh Fujitsu melalui perangkat khusus. Kemudian data tersebut disimpan dalam data komputasi (Cloud Computing) agar para pengguna bisa mengakses dari mana pun dengan menggunakan komputer rumah, tablet PC, atau bahkan smartphone. Sistem tersebut dibuat oleh Fujitsu, dan sudah mulai digunakan oleh Fukuhara, Shinpuku Seika, Aeon Agri Create dan Sowakajeun. Semua itu adalah lembaga pengelola kegiatan pertanian yang beroperasi di Jepang. “Kami mengerti bagaimana pentingnya peran ICT dalam pertanian. Teknologi ini bisa dipakai untuk menjaga kualitas hasil panen,” kata Masami Yamamoto, President Fujitsu Limited di sela-sela Fujitsu Forum, di Tokyo International Forum beberapa waktu lalu.
Selain bisa menjaga kualitas hasil panen, teknologi tersebut juga diklaim bisa dipakai untuk mencegah gagal panen yang biasanya diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tak terduga. Untuk bisa ‘mencicipi’ teknologi tersebut para petani tak perlu membangun infrastruktur khusus, karena semua peralatan dan proses instalasi dikerjakan oleh Fujitsu. Biaya untuk menggunakannya juga tidak terlalu mahal. Setiap bulan penggguna dikenakan biaya mulai dari Yen 40 ribu (sekitar Rp 3,8 juta), dan biaya instalasi awal sebesar Yen 50 ribu (Rp 4,7 juta).
Sementara NEC, perusahaan teknologi asal Jepang sudah lebih dulu menghadirkan layanan komputasi awan untuk sektor pertanian. Teknologi ini dapat digunakan, misalnya untuk memantau pemasaran bahan pangan, seperti sayur-mayur dan buah-buahan di pasar. Dengan sistem pemasaran seperti ini, kendala dalam alur distribusi bisa teratasi. Selain itu, penggunaan teknologi cloud computing juga bisa diterapkan pemerintah daerah untuk mengetahui total kebutuhan pangan di wilayahnya dibandingkan dengan sebaran penduduk dan mengatur distribusinya. Pemerintah juga bisa menggunakannya sebagai pasar online.
Salah satu sektor agrikultur yang bisa mengadopsi layanan komputasi awan adalah perusahaan perkebunan, seperti sawit atau karet. Perusahaan itu bisa menggunakan teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman dan mengetahui ketersediaan bahan baku.  Solusi agrikultur ini bisa digabungkan dengan solusi manufacturing dalam proses pengolahannya.(detik.com/ Tempo.com)